Ketika jasad terbujur kaku karena arwah telah berpindah, maka saat itulah akhir dari perjalanan serta kisahnya didunia. Kemudian tibalah cerita baru di alam baru, dan cerita itu bergantung pada seberapa baik kisahnya didunia. Jika baik kisahnya di dunia maka baik pula kisahnya di alam barunya, namun jika kisahnya didunia buruk, maka akan semakin buruk ceritanya dialam yang baru.
Diceritakan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu jarir bahwa dahulu para sahabat menangis dan bersedih, mereka berkata “Wahai rasulullah, bagaimana dengan kami jika nanti berpisah denganmu, jika engkau wafat maka engkau akan ditempatkan ditempat yang tinggi maka kami tidak akan bisa melihatmu kembali” Kemudian Allah menurunkan firmannya untuk menenangkan hati para sahabat,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barang siapa yang mentaati Allah dan rasulnya maka mereka akan bersama-sama dengan oranng yang diberi anugerah kenikmatan, yaitu dari golongan para nabi, para siddiqin dan orang-orang yang syahid dijalan Allah dan orang-orang soleh. Dan merekalah teman yang sebaik-baiknya” (An-Nisa 69)
Imam At-thabari dalam tafsirnya menjelaskan,
أَيْ هُمْ مَعَهُمْ فِي دَارٍ وَاحِدَةٍ وَنَعِيمٍ وَاحِدٍ يَسْتَمْتِعُونَ بِرُؤْيَتِهِمْ وَالْحُضُورِ مَعَهُمْ، لَا أَنَّهُمْ يُسَاوُونَهُمْ فِي الدَّرَجَةِ، فَإِنَّهُمْ يَتَفَاوَتُونَ لَكِنَّهُمْ يَتَزَاوَرُونَ لِلِاتِّبَاعِ فِي الدُّنْيَا وَالِاقْتِدَاءِ
Maksudnya, mereka (orang-orang yang taat) akan bersama mereka ditempat yang sama dan didalam nikmat yang sama, mereka akan menikmati kebersamaan dengan mereka, bukan karena derajat mereka sama, tentu saja derajat nabi dan rasul serta siddiqin dan para syahid serta orang-orang soleh lebih tinggi, akan tetapi mereka bisa saling mengunjungi disebabkan karena ketaatan serta Iqtida’ mereka selama didunia. (Tafsir At-Thabari 5/272)
Tentunya para nabi dan rasul derajatnya diatas kita semua, akan tetapi Allah memberi kesempatan pada hamba-hambanya untuk bisa mengunjungi dan berada di dalam tempat yang sama dengan mereka, yakni dengan mengikuti jalan dan petunjuk yang mereka bawa.
Didalam kitab Ar-ruh Imam Ibnu Qayyim menjelaskan,
أَن الْأَرْوَاح قِسْمَانِ أَرْوَاح معذبة وأرواح منعمة فالمعذبة فِي شغل بِمَا هى فِيهِ من الْعَذَاب عَن التزاور والتلاقي والأرواح المنعمة الْمُرْسلَة غير المحبوسة تتلاقي وتتزاور وتتذاكر
Sesungguhnya arwah itu terbagi menjadi 2 kelompok, arwah yang tersiksa dan arwah yang diberi nikmat. Adapun arwah yang tersiksa maka ia akan tersibukkan dengan azabnya, sementara arwah yang diberi nikmat dan tidak dibelenggu maka ia akan saling bertemu dan saling mengunjungi serta saling mengingat satu sama lain.
Kemudian Ibnu Qayim melanjutkan
فَتكون كل روح مَعَ رفيقها الَّذِي هُوَ على مثل عَملهَا
Maka setiap ruh akan bersama dengan ruh saudaranya yang amalannya sama dengan apa yang diamalkan oleh saudaranya.
Jika yang sering kita amalkan adalah shalat, maka tentu kita akan ditempatkan bersama dengan orang-orang yang gemar mendirikan shalat, dan tentunya orang yang paling gemar mendirikan shalat adalah orang-orang yang disebutkan di dalam ayat diatas.
Kemudian Ibnu Qayyim menambahkan,
وَهَذِه الْمَعِيَّة ثَابِتَة فِي الدُّنْيَا وَفِي الدَّار البرزخ وَفِي دَار الْجَزَاء والمرء مَعَ من أحب فِي هَذِه الدّور الثَّلَاثَة
“Dan tentunya kebersamaan ini (kebersamaan dengan nabi dan rasul serta orang-orang soleh) adalah sebuah kepastian, baik didunia, alam barzakh, dan dihari pembalasan, karena seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya di 3 tempat ini.” (Ar-ruh 17)
Maka ketika didunia cintailah orang-orang yang mencintai Allah, dan bersamailah orang-orang yang soleh, orang-orang yang baik agar nanti kamu dikumpulkan bersama mereka.
Namun jika yang kamu cintai adalah orang-orang yang buruk, orang-orang yang tidak suka ibadah, niscaya kamu akan dikumpulkan bersama mereka, dan itulah seburuk-buruk keadaan, mereka tidak menyejukkanmu, mereka juga tidak pula membahagiakanmu, namun justru itu adalah tanda awal dari buruknya kisahmu nanti.