Shalat jum’at merupakan kewajiban yang Allah bebankan pada hamba-hambanya yang beriman, sebagaimana Allah berfirman di dalam Al-Qur’an
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allâh dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Al-Jumu’ah:9)
Shalat jum’at sendiri dilaksanakan pada waktu dzuhur, karena memang shalat jum’at menjadi pengganti shalat dzuhur. Shalat jumat dilaksanakan 2 rakaat didahului dengan dua khutbah. Selama ini tempat pelaksanaan shalat jum’at adalah di masjid, lalu apakah boleh shalat jum’at dilaksanakan diluar masjid, seperti di lapangan seperti shalat hari raya?
Dalam masalah ini ada 2 pendapat dikalangan para ulama:
- Tidak Boleh Melaksanakan Shalat Jum’at Selain Di Masjid
Ini adalah pendapat dalam madzhab Maliki. Al-Qarafi di dalam kitabnya Adz-Dzakhirah ketika menyebutkan syarat-syarat shalat jum’at beliau berkata:
الشَّرْطُ الرَّابِعُ الْمَسْجِدُ
“Syarat (shalat jum’at) yang keempat adalah Masjid”
Muhammad Ulaisy di dalam kitabnya Minah Al-Jalil ala Mukhtashar Al-Allamah Khalil berkata:
وَأَمَّا الْمَسْجِدُ فَقِيلَ شَرْطُ وُجُوبٍ وَصِحَّةٍ مَعًا كَالْإِمَامِ وَالْجَمَاعَةِ
Dan dikatakan bahwa masjid adalah syarat wajib dan syarat sah -shalat jumat- sebagaimana adanya imam dan jamaah adalah syarat wajib dan sahnya shalat jum’at.
- Boleh Melaksanakan Shalat Jum’at Di Luar Masjid
Ini adalah pendapat mayoritas jumhur ulama, diantaranya adalah ulama-ulama dari madzhab hanafi, syafi’i dan hambali.
Imam An-Nawawi di dalam kitabnya Al-Majmu Syarah Al-Muhadzdzab berkata:
قال أصحابنا ولا يشترط إقامتها في مسجد ولكن تجوز في ساحة مكشوفة بشرط أن تكون داخلة في القرية أو البلدة معدودة من خطتها
“Para Ulama Syafi’iyyah berpendapat bahwa : (shalat jum’at) tidak syaratkan harus dilaksanakan di masjid akan tetapi boleh saja dilaksanakan di lapangan terbuka, asalkan masih di dalam perkampungan atau suatu wilayah tertentu.”
Ibnu Qudamah (w. 620 H) menuliskan di dalam kitabnya Al-Mughni sebagai berikut :
فصل: ولا يشترط لصحة الجمعة إقامتها في البنيان، ويجوز إقامتها فيما قاربه من الصحراء
“Shalat jum’at tidak disyaratkan harus dilaksanakan di suatu bangunan, bahkan boleh dilakukan di suatu tempat yang dekat dengan padang pasir.