Kita sering melihat banyaknya orang-orang yang suka duduk-duduk dipinggiran jalan. Baik hanya untuk sekedar duduk, berbincang-bincang dengan teman atau tetangga, mencari suasana baru atau untuk urusan lainnya. Dalam Islam, setiap perkara sekecil apapun diatur sedemikian rupa, ini semua tentunya demi tercapainya kemaslahatan bagi seluruh umat, terutama yang berkaitan dengan mua’amalah antara muslim dengan muslim lainnya. Duduk-duduk dipinggar jalan juga tak luput dari perhatian islam, lalu bagaimana islam mengatur perkara ini?
Pada masa Rasulullah, para sahabat juga dulu pernah melakukannya, namun Rasulullah melarangnya, kemudian membolehkannya dengan beberapa syarat. Sebagaimana yang datang dalam sebuah hadits dari Sa’id Al-Khudry Radhiallahu ‘anhu bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
إيَّاكُمْ وَالْجُلُوس فِي الطرقات
“Janganlah kamu sekalian duduk-duduk dipinggir jalan”
Para sahabat pun berkata :
يَا رَسُول الله مَا لنا من مجالسنا بُد نتحدث فِيهَا
“Wahai Rasulullah, kami tidak bisa meninggalkan majelis untuk mengobrol disana”
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam berkata :
فَإِذا أَبَيْتُم إِلَّا الْمجْلس فأعطوا الطَّرِيق حَقه،
”Apabila kamu semua merasa keberatan untuk meninggalkan majelis itu, maka kamu sekalian harus memberikan hak jalan”
Lalu para sahabat bertanya :
وَمَا حق الطَّرِيق يَا رَسُول الله؟
“ Dan apa hak jalan itu wahai Rasulullah?”
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
غض الْبَصَر، وكف الْأَذَى، ورد السَّلَام، وَالْأَمر بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْي عَن الْمُنكر
“ Yaitu menjaga pandangan, menahan gagguan, menjawab salam, menyeru kepada kebaikan, dan mencegah dari kemungkaran” (HR. Bukhory dan Muslim)
Dari hadits tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa duduk-duduk dipinggiran jalan itu dibolehkan asalkan bisa memenuhi hak jalan, yaitu :
- Menjaga pandangan dari tidak melihat kepada sesuatu yang dilarang,
- Kemudian menahan diri untuk tidak mengganggu para pejalan kaki baik dengan perkataan, perbuatan, mengejek, terutama mengganggu perempuan yang lewat.
- Lalu yang ketiga adalah menjawab salam, sebagaimana telah masyhur bahwa menjawab salam itu wajib, maka hendaknya orang yang duduk-duduk dipinggir jalan untuk menjawab salam apabila ada yang mengucapkan mengucap salam padanya.
- Dan yang selanjutnya adalah menyeru kebaikan kepada orang siapa saja yang lewat dihadapannya.
- Dan yang terakhir adalah mencegah dari yang mungkar dengan mengingatkan para pejalan atau yang lewat apabila berbuat kemugkaran seperti buang sampah sembarangan, bertengkar, berkendara dengan sangat cepat yang dapat membahayakan diri dan orang lain, kencing sembarangan, dan lain sebagainya. Seperti yang kita semua tahu, bahwa kita diperintahan untuk mencegah kemungkaran sesuai dengan kemampuan kita.
Namun kita harus ingat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pada awalnya melarang kita untuk duduk-duduk dipnggir jalan, ini menunjukan bahwa meninggalkannya lebih baik, karena tidak semua orang mampu untuk memenuhi hak-hak jalan. Dengan menjauhi perbuatan ini tentunya kita lebih terjaga, dan tidak terjatuh kedalam suatu yang dilarang. alangkah sempurnanya Islam dengan segala aturan dan adab-adabnya, menjaga hak-hak antara satu dengan yang lainnya, yang semua itu akan membawa kedamaian dalam pergaulan antar sesama.
Allahu A’lam