Home Muamalah Mengoreksi Diri Sendiri

Mengoreksi Diri Sendiri

Dalam islam, kita mengenal yang istilah “Muhasabah”. Apa itu muhasabah? Muhasabah secara bahasa artinya menghitung. Tentu yang dimaksud menghitung di sini adalah menghitung amal perbuatan diri sendiri, baik amal sholih ataupun amal salah kita.

Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَاالَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوااللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS.Al-Hasyr :18).

Dalam kitab tafsir Al-Qurthubi, Imam Al-Qurthubi menukilkan perkataan Qatadah tentang ayat ini,

قَرَّبَ السَّاعَةَ حَتَّى جَعَلَهَا كَغَدٍ. وَلَا شَكَ أَنَّ كُلَّ آتٍ قَرِيبُ، وَالْمَوْتَ لَا مَحَالَةَ آتٍ

“Bahwasanya Allah menggunakan kata Ghod (besok) untuk permisalan dari hari kiamat, karena semua hal yang akan terjadi adalah dekat, begitu pula dengan kematian.

Umar bin Khottob radhiyaallahu ‘anhu juga pernah berkata dalam khutbahnya tentang muhasabah,

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَزِنُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْل أَنْ تُوزَنُوا، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ، يَوْمَ تُعْرَضُونَ لاَ تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَ

“Hitunglah diri kalian sebelum kalian di hisab, timbanglah amal kalian sebelum amal kalian ditimbang, hiaslah amal kalian sebelum amal itu ditampakkan pada hari yang besar, hari dimana seluruh amal ditampakkan, dan hal sekecil apapun tidak akan bisa disembunyikan.”

Ya, benar sekali. Islam mengajarkan kita untuk selalu mengoreksi semua amal yang kita lakukan, karena kita tidak pernah mengetahui kapan kita akan dipanggil oleh-Nya. Tidak tau kapan waktu kita akan terhenti, sedang amal kita masih banyak yang kurang dan kita belum memperbaiki diri kita yang kemarin, diri kita yang masih lalai.

Dan poin penting yang bisa kita dapatkan dari me-muhasabah-kan diri adalah kita mampu memperbaiki diri, lagi dan lagi. Dan hal yang demikian adalah keberuntungan yang sangat besar bagi seorang Muslim.

Terlebih, manusia adalah tempat salah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Semua bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat. (HR. at-Tirmidzi)

Maka janganlah kita lalai dan menunda diri dari muhasabah, karena sebaik-baik orang adalah yang mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.

Dian Irfani
Mahasiswi LIPIA Jakarta Fakultas Syariah Jurusan Perbandingan Madzhab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Ahli Quran diDahulukan di Liang Lahat

  Ahli Quran adalah orang yang senantiasa menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidupnya. Menjadi Ahli Quran berarti menjadi orang yang gemar membacanya, menghafalnya dan mentadabburinya dengan...

Menikahi Wanita Nashrani dan Yahudi, Antara Boleh dan Tidak.

Kehalalan laki-laki muslim menikahi wanita ahli kitab itu bukan hal yang mengada-ada, melainkan kesimpulan hukum yang dikemukakan oleh para ulama besar. Bahkan para pendiri...

Cara Imam Asy Syafii dalam Membayar Zakat Fitrah

Imam al Mawardi menyebutkan di dalam kitab al hawi al kabir, ia berkata, فأما زكاة الفطرة فقد قال الشافعي تفريقها بنفسي أحب إلي من أن...

Janin Tidak Wajib Bayar Zakat Fitrah

لا تؤدى الزكاة عن الحبل، وإن ولد له يوم الفطر أو ليلة الفطر فعليه فيه الزكاة "Tidak wajib ditunaikan zakat fitrah untuk bayiyang ada dalam...