Semua orang pasti menginginkan kebahagian dan berharap agar kebahagiaan itu selalu berkelanjutan dan tak terputus. Bahkan kebahagiaan bukan hanya didambakan oleh manusia saja, akan tetapi hal itu juga didambakan oleh golongan makhluk hidup lainnya.
Seperti binatang misalnya, meskipun kebahagian yang ingin mereka capai begitu sederhana; tidak kelaparan, bisa tidur dan kawin ketika sudah tiba masanya, sesederhana itu namun itulah kebahagiaan mereka.
Jika mau belajar dari binatang, sebenarnya kebahagiaan itu sederhana, toh kebahagiaan di dunia sifatnya adalah sementara yang bisa datang dan pergi silih berganti
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya “الفوئد” menuliskan satu kaidah sederhana untuk berbahagia, beliau berkata:
أساس كل خير أَن تعلم أَن مَا شَاءَ الله كَانَ وَمَا لم يَشَأْ لم يكن
“Asas segala kebaikan adalah engkau mengetahui bahwa segala sesuatu yang Allah kehendaki pasti akan terjadi dan apa yang tidak ia kehendaki pasti tidak akan terjadi”
Ketika kita menerapkan kaidah ini di dalam kehidupan kita, dengan izin Allah hati kita akan lapang menerima segala kehendak Allah, kita akan meyakini bahwa segala kebaikan adalah nikmat Allah dan kemudian kita meminta agar kebaikan itu tidak menghilang.
Kemudian segala keburukan itu adalah hukuman dari Allah kemudian diiringi dengan intropeksi diri dan perbaikan, kemudian berdo’a agar keburukan ini dihilangkan dan diganti dengan kebaikan.
Kebahagiaan dan kesedihan hanyalah soal waktu, memang demikian tabiat waktu menyedihkan sebagian pihak dan membahagiakan pihak lain, anda tidak bisa menolak tabiat ini, yang anda bisa lakukan adalah menjalaninya dengan ikhlas dan berusaha untuk selalu meminta taifik dari Allah.