Pembunuhan adalah perbuatan keji yang di haramkan dalam islam. bahkan nyawa seorang manusia lebih berharga di sisi Allah ta’ala di bandingkan dunia dan seisinya.
Rasulullah sallalahu ‘alaihi wa salam bersabda:
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ
“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak”. (HR. Nasai)
Bahkan hukuman bagi pembunuh juga tidak tanggung-tanggung, yakni Qishas, atau nyawa di ganti dengan nyawa. Ini menunjukan betapa berharganya nyawa seseorang dan betapa kejinya pembunuhan.
Pelaku Pembunuhan Di Terima Taubatnya?
Allah ta’ala memang begitu membenci pembunuhan, dan pembunuhan termasuk dosa-dosa besar yang bisa membinasakan pelakunya. Namun selama nafas berhembus pintu taubat akan selalu terbuka, dan Allah selalu akan memaafkan setiap dosa tanpa terkecuali.
Rasulullah sallalahu alaihi wasalam pernah bersabda:
إِنَّ الله عزَّ وجَلَّ يقْبَلُ توْبة العبْدِ مَالَم يُغرْغرِ
“Sesungguhnya Allah menerima taubat hambanya nyawa sampai di kerongkongan”
Kisah Pembunuh 100 Orang Yang Masuk Syurga
Rasulullah pernah bercerita bahwa dahulu ada seorang laki-laki yang sudah membunuh 99 orang. Kemudian ia bertanya kepada seseorang tentang orang yang paling alim dan meminta agar ia di pertemukan dengannya. Maka kemudian ia di pertemukan dengan seorang ahli ibadah. Kemudian orang tersebut berkata:
إِنَّهُ قَتَل تِسعةً وتسعِينَ نَفْساً، فَهلْ لَهُ مِنْ توْبَةٍ؟ فقالَ: لا
Sesungguhnya orang ini telah membunuh 99 orang, apakah baginya taubat? Maka ahli ibadah itu berkata: “Tidak ada taubat baginya.”
Mendengar jawaban dari ahli ibadah itu, sontak ia kaget dan langsung membunuhnya dan menggenapkannya menjadi 100 orang.
Kemudian ia bertanya lagi tentang orang yang paling alim dan meminta agar dipertemukan dengannya. Maka ia kemudian diarahkan kepada seorang alim, dan di ajukan kepadanya pertanyaan yang sama namun dengan jawaban yang berbeda,
إنهَ قَتل مائةَ نفسٍ فهلْ لَهُ مِنْ تَوْبةٍ؟ فقالَ: نَعَمْ ومنْ يحُولُ بيْنَهُ وبيْنَ التوْبة؟
Sesungguhnya ia sudah membunuh 99 orang, apakah ada taubat baginya? Maka orang alim tersebut menjawab: Iya, baginya taubat. Memang siapa yang menghalangi antara dirinya dan taubat?
Kemudian orang alim tersebut berkata:
انْطَلِقْ إِلَى أَرْضِ كَذَا وكَذَا، فإِنَّ بِهَا أُنَاساً يعْبُدُونَ الله تَعَالَى فاعْبُدِ الله مَعْهُمْ، ولاَ تَرْجعْ إِلى أَرْضِكَ فإِنَّهَا أَرْضُ سُوءٍ
Pergilah ke negeri ini dan ini, karna disana banyak manusia yang menyembah Allah ta’ala, maka sembahlah Allah bersama mereka, dan jangan sekali-kali kembali ke negerimu ini, karna ini adalah negeri yang buruk.
Kemudian ia pergi meninggalkan negerinya menuju negeri yang di dalamnya hidup orang-orang beriman. Tatkala ia sudah menempuh setengah perjalanan, tiba-tiba maut mendatanginya. Maka datanglah kepadanya dua malaikat, malaikat rahmat dan malaikat azab. Maka tiba-tiba kedua malaikat ini saling bersete dalam menentukan nasib pembunuh tersebut:
فقالتْ ملائكةُ الرَّحْمَةَ: جاءَ تائِباً مُقْبلا بِقلْبِهِ إِلى اللَّهِ تَعَالَى، وقالَتْ ملائكَةُ الْعذابِ: إِنَّهُ لمْ يَعْمَلْ خيْراً قطُّ
Berkata malaikat rahmat: Ia datang dalam keadaan lelah menghadap Allah subhanahu wa ta’ala dengan hatinya yang tulus. Maka malaikat azab berkata: Sesungguhnya ia belum berbuat kebaikan sedikitpun.
Tiba-tiba datanglah sosok malaikat dalam rupa manusia dan menjadi hakim atas perdebatan ini dan berkata:
قِيسُوا ما بَيْن الأَرْضَين فإِلَى أَيَّتهما كَان أَدْنى فهْو لَهُ
Ukurlah jarak antara negerinya dan negeri yang ia tuju, kemudian hitung mana yang lebih dekat maka itu miliknya.
Maka kemudian di hitunglah jarak antara negerinya yang buruk dan negeri yang ia tuju, dah hasilnya ternyata ia lebih dekat ke negeri yang ia tuju di bandingkan negeri yang ditinggalkannya. Maka kemudian ia dibawa malaikat rahmat bersamanya.
Dari kisah di atas jelas terlihat bagaimana rahmat Allah begitu luas di bandingkan murkanya. Bahkan ketika pembunuh itu belum melakukan kebaikan sedikitpun, namun di hatinya sudah ada niat untuk bertaubat dan melakukan kebaikan, Allah ampuni dosanya yang begitu besar.